SAAT IBLIS BERTAMU KE RUMAH TUHAN

Siang itu matahari terik bersinar di suatu tempat di muka bumi, tampak berjalan tenang sesosok iblis menuju rumah Tuhan. Iblis kemudian duduk di antara manusia-manusia yang juga hendak menghadap Sang Maha Pencipta. Tak lama kemudian iblis pun segera menyampaikan maksud dan tujuannya datang menghadap. Continue reading

Posted in Suara Alumni ESQ, Teropong Negeri Emas | Tagged , | 1 Comment

BIJAK BERTINDAK

Menjelang pemilu tahun 2004 banyak partai baru bermunculan sebagai bentuk ekspresi kebebasan berpolitik pasca reformasi. Tidak terlewat beberapa ormas keagamaan pun turut serta memeriahkan pesta demokrasi tersebut, salah satu diantaranya adalah Nahdlatul Ulama (NU) yang saat itu kader-kadernya menciptakan beberapa partai politik .

Melihat gelagat terpecahnya suara NU maka almarhum Gus Dur berkata di salah satu stasiun televisi “NU itu ibarat ayam. Yang dikeluarkan ayam itu ada 2 yaitu telur dan kotoran; dan PKB itu adalah telurnya”, saya tersenyum mendengarnya dan bukanlah seorang Gus Dur jika tidak ceplas ceplos dalam bertutur. Continue reading

Posted in Berbagi, Repost, Teropong Negeri Emas | 2 Comments

AN EVERLASTING SMILE

Smile, it is a simple act but sometimes takes a lot of effort. A smile can cause boundaries to melt, hearts to warm up, and distances to reduce. Why don’t we smile more often? Is it too tough to smile?

Seorang artis dan komedian bernama Phyllis Diller pernah berkata “A smile is a curve that sets everything straight”. Begitu kuatnya pengaruh sebuah senyuman sehingga mampu merubah segala hal yang susah menjadi terasa mudah dan indah. Senyum pula yang mampu merubah suasana menjadi cair dan hangat karena senyuman adalah awal mula untuk memulai tertawa. Continue reading

Posted in Berbagi, Teropong Negeri Emas | Tagged , | 2 Comments

SAMURAI CHARACTER BUILDING PART II

Di dalam buku berjudul ”The Book of Five Rings”, Miyamoto Musashi mengatakan bahwa ilmu tertinggi dari ilmu pedangnya adalah nothingness (ketiadaan).

Kepiawaian seorang seorang samurai dalam memainkan pedang memang tidak diragukan lagi, apalagi mereka senantisa mengasah kemampuannya dari waktu ke waktu guna melindungi tuannya dan diri sendiri dalam setiap pertempuran. Namun, setelah melakukan latihan pedang selama bertahun-tahun justru para samurai mulai menyadari bahwa ternyata kemampuan fisik kerap membatasi kekuatan dan tekniknya, dan sebaliknya mereka sadar bahwa hati seorang manusia adalah sumber kekuatan nyata yang tak berbatas. Continue reading

Posted in Berbagi, Keteladanan, Repost, Teropong Negeri Emas | Tagged , , | 3 Comments

SAMURAI CHARACTER BUILDING PART I

“Diantara bunga-bunga ada sakura, diantara laki-laki ada samurai” -Pepatah Samurai-

Matsumoto CastleBunga sakura adalah bunga yang sangat identik sekali dengan Jepang, merupakan simbol penting yang sering diasosiasikan dengan perempuan, kehidupan, kematian, keberanian, kesedihan, kegembiraan, serta merupakan simbol untuk mengeksperesikan ikatan antar manusia. Bunga ini hanya mekar setahun sekali dalam kurun waktu kurang lebih 1 bulan. Kehidupan bunga sakura ini kemudian mengilhami masyarakat Jepang dalam membuat sebuah model/disiplin moralitas, dan dikalangan kaum samurai disebut Bushido (the way of the warrior). Continue reading

Posted in Berbagi, Keteladanan, Teropong Negeri Emas | Tagged , , | 3 Comments

Terbenam Bersama Mentari

Jingga warna langit Mu,
kala ku terpaku di keheningan,
hembusan angin lembut menyapu segala penat dan peluh di keningku

Sekali…
Dua kali kuhembuskan nafas panjang untuk tenangkan hati,
mungkin tak cukup menghapus kenangan yang lalu

Kutatap di ujung sana perahu kecil yang berlayar entah kemana,
entah membawa apa,
atau mungkinkah mencari mimpi yang tertunda di seberang sana Continue reading

Posted in Puisi | Tagged | 4 Comments

WARNING, INDONESIA DARURAT SDM

 

Pada suatu waktu, aku bertanya pada kakak iparku “Mbak, apa mau selamanya tinggal di Belanda? walaupun udah kuliah dan kerja disana, apa ngga kepengin balik buat tinggal dan kerja di Indonesia?”. Ia hanya menjawab “Orang pinter ngga kepake di Indonesia, yang kepake itu orang yang bisa ngehasilin duit”. Itulah sepenggal percakapanku dengannya beberapa tahun yang lalu. Kakak iparku sudah 6 tahun tinggal di Belanda, saat ini ia telah menikah dengan orang Belanda dan bekerja untuk PBB.

Terkadang sedih juga jika mengingat hal itu, dimana banyak sekali anak-anak bangsa yang cerdas dan memiliki daya saing tinggi di dunia namun belum turut berkontribusi pada bangsa dan negaranya. Dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini, memang bukan hal mudah untuk mempertahankan idealisme kebangsaan, terlebih lagi mereka harus menerima kenyataan pahit untuk tidak dihargai sebagai orang pintar/berprestasi di bangsa sendiri. Continue reading

Posted in Berbagi, Keteladanan, Repost, Teropong Negeri Emas | Tagged , , | Leave a comment

Damai Kami Sepanjang Hari

 

Ilustrasi

Saya termenung sejenak setelah membaca quote seorang sahabat bernama Mas Iwan Kamah yang berkata “Waktu saya pertama kali kuliah di kampus baru UI Depok 1987, terkejut karena lukisan Van Gogh berjudul Sunflower dilelang seharga sama dengan biaya total pembangunan kampus UI seluas 310 ha. Padahal lukisan itu luasnya cm 0.6 m persegi. Menghargai lukisan karena kita menghargai pelukisnya. Menghargai manusia, sama dengan menghargai penciptanya, Tuhan. Menghina, memukul bahkan membunuh… ya pikir sendiri.” Continue reading

Posted in Berbagi, Repost, Teropong Negeri Emas | Tagged , | Leave a comment