Bukan Tukar Bantal Guling

Penulis : Sirpa – Kali Pornia 

Tukar Guling, kata ungkapan ini terdengar lucu juga yah. Yang sesungguhnya sih bukan lah saling menukarkan bantal-guling sehingga dapat membuat seseorang nyenyak tidurnya.Tetapi kejadian ini adalah semacam tukar menukar benda tak bergerak ataupun benda bergerak (exchange) dan didalam perundangan perdata di negara kita dikenal dengan istilah Ruislag.

Entah bagaimana asal mulanya hingga muncul ungkapan kata: tukar guling. Nah, selebihnya saya serahkan kepada Anda untuk melakukan investigasi tentang asal usul perkataan tukar guling ini.

Hasil dari tukar guling ini sebenarnya adalah untuk pemuasan diri masing-masing, yaitu enak di kamu dan enak pula di saya. Begitulah prinsipnya: suka sama suka.Ada banyak peristiwa yang memicu kontroversial yang berkaitan dengan tukar guling yang pernah mencuat di tanah air, baik itu semasa Orba maupun Orla. Tapi penulis hanya ingin menceritakan sebagian kecilnya saja.

Tahun 1995. BULOG dan PT.Goro Batara Sakti (GBS) atau yang lebih populer disebut Goro.

Suatu ketika Tommy Suharto dan temannya dalam berbisnis, yaitu Ricardo Gelael dari Goro, berencana membangun sebuah pusat retail dan distribusi di kawasan Kelapa Gading, Jakarta.
Tentunya daerah ini sudah diincer terlebih dahulu . Kedua orang pebisnis ini pada 16 Februari 1995, langsung mendekati Kepala Bulog Beddu Amang yang baru sehari menjabat sebagai Kabulog (Kepala Badan Logistik).

Beddu Amang, langsung menanda-tangani kesepakatan Tukar Guling tanah seluas 60 hektare milik Bulog di Kelapa Gading, termasuk sejumlah bangunan dan gudang senilai Rp.192 Milyar.
Sebagai gantinya, pihak Goro berjanji:

  1. Pihak Goro akan membangun lima buah rumah dinas di Rawa Domba.
  2. Membangun kantor Dolog Jaya delapan lantai di Jalan Ahmad Yani, Jakarta.
  3. Pihak Goro akan membangun dan/atau membeli tanah seluas 71 hektar di Marunda untuk pergudangan.

Masa tukar guling berlaku selama 910 hari sejak perjanjian itu ditandatangani. Artinya berakhir pada Agustus 1999 untuk diserahkan kembali kepada pihak Bulog .

Tapi kisah Tukar Guling ini tidak berjalan mulus, malah menjadi runyam. Pasalnya, di sebidang tanah seluas 60 hektare ini, 23 hektare diantaranya adalah tanah milik Preskom Bank Hokindo, Hokiarto. Cilaknya, Hokiarto sudah menjaminkan tanah seluas 23 hektare tersebut kepada Bank Bukopin untuk pengucuran kredit. kasus ini sudah bisa ditebak, akhirnya berujung di pengadilan.

Dan pada 3 Nopember 2000, Beddu Amang dibebaskan dari tuduhan. Sedangkan Tommy dan Ricardo oleh Pengadilan diperbolehkan tiduran sambil guling- gulingan di LP Cipinang selama 2 tahun.

Tahun 2001. SMP 56 Melawai dan PT. Tata Disantara

Kisah Tukar Guling berikutnya adalah antara pemilik SMP 56 Melawai, Jakarta. Dalam kasus ini yang bersengketa adalah Dinas Pendidikan Dasar (Dikdas) dengan pihak PT. Tata Disantara yang merupakan salah satu anak perusahaan yang dimiliki oleh Abdul Latif, mantan Menaker Kabinet pembangunan VI dan VII.

Gubernur DKI pada waktu itu adalah Sutiyoso. Sutiyoso tanpa menunggu hasil keputusan pengadilan, dengan didukung oleh aparat yang berkekuatan sekitar 250 hingga 500 petugas Trantib ( Ketentraman dan ketertiban) langsung melakukan pengosongan bangunan dan sekaligus menyegel lokasi SMP 56 Melawai. Sementara itu pihak PT.Tata Disantara sendiri , diharuskan menyediakan lahan tukar gulingnya seluas 7,895 meter persegi yang berada di Jalan Jeruk Purut, Jakarta Selatan.

Sudah barang tentu tindakan penyegelan ini membuat proses belajar mengajar tidak berjalan semestinya. Dan selama perseteruan antara pengajar dengan pihak penguasa, maka proses belajar-mengajar pun dilakukan di pinggir jalan.

Dengan dibela oleh beberapa guru ( tentunya makin ‘berkobar’ semangat nya karena perjuangan para guru pun ikut di-support oleh beberapa anggota Dewan serta Banteng Muda Indonesia ),  mereka tetap melangsungkan proses belajar mengajar di pinggir jalan. Pada peristiwa ini, muncul seorang Ibu Guru yang tetap bersikeras mengajar anak didiknya di tepi jalan dan menolak untuk relokasi. Walaupun kegiatan mengajar ini diteror dengan berbagai ancaman oleh pihak tertentu.

Karena masih terjadinya kemelut tempat belajar, sejumlah orang tua murid yang tidak mengharapkan pendidikan anak-anaknya terlantar, lantas mengikuti anjuran pemerintah untuk memindahkan anak-anaknya ke sekolah terdekat, seperti SMP 11, 12, 13, dan 19.

Berkat pendekatan yang dilakukan oleh Sylviana Murni yang bertindak selaku Kepala Pendidikan Dasar (Dikdas) DKI Jakarta, maka kasus Tukar Guling ini diselesaikan secara damai.
Sisi lain dari Sylvia Murni ini, pernah memenangkan kontes None Jakarta 1981. Bahkan di tahun 2008 dia dilantik menjadi Walikota Jakarta Selatan.

Kini SMP 56 sudah menempati gedungnya yang baru di kawasan Jln. Jeruk Purut di kelurahan Cilandak, Jakarta Selatan.

Tukar Guling di Zaman Orde Lama

Tukar guling antara Amerika Serikat dengan Presiden Soekarno ialah menyangkut soal Allen Pope yang merupakan pilot pesawat tempur berkebangsaan Amerika. Proses ektradisi Pope yang ditangkap pemerintah Indonesia ini berjalan alot. Maklum Presiden Soekarno amat lihai dalam menjalankan diplomasinya menghadapi kedigdayaan negara adi kuasa ini.

Tahun 1962. Allen Pope dan Soekarno.

Ketika pecah pemberontakan Permesta di Sulawesi Utara pada tahun 1957, Permesta berhasil merekrut tentara sewaan berupa seorang pilot pesawat tempur bernama Allen Pope. Baik keterlibatan pilot asing ini maupun bantuan persenjataan kepada Pemberontak PRRI/Permesta memang didukung kuat oleh pihak Amerika.

Dengan pengalaman dibidang pertempuran dari udara ke darat yang dimilikinya, Allen Pope cukup mengacau balaukan pertahanan Republik Indonesia. Tapi keleluasaan Pope untuk menyerbu wilayah bagian Republik Indonesia ternyata bisa diblokir.

Pesawat tempur B-26 Invader sejenis pesawat pembom ringan keluaran Douglas Aircraft – USA, pesawat tersebut dikemudikan oleh Allen Pope langsung meninggalkan Lapangan terbang Mapanget (Menado) menuju kota Ambon. Di kota inilah kehebatan Allen Pope berhasil ditaklukkan. Pesawatnya ditembak jatuh. Sedangkan Allen Pope yang parasutnya tersangkut di atas pohon dengan kaki yang patah dengan mudah dapat ditangkap. Ia langsung ditahan di salah satu rumah di daerah Kaliurang, Jogja.

 Presiden Soekarno, ketika memeriksa pasukan kehormatan di Andrews AFB , Maryland – USA

Amerika pada waktu itu berada di bawah kepresidenan Ike Eisenhower. Berkali-kali Eisenhower mencoba membujuk presiden Soekarno agar mau membebaskan Allen Pope, tapi tidak berhasil.

Kemudian di masa kepresidenan John F. Kennedy, yang lebih tanggap memperhatikan kebutuhan-kebutuhan dalam negeri yang diperlukan oleh Soekarno. Dibandingkan pendahulunya, Kennedy memahami bahwa Soekarno sedang berjuang merebut Irian Barat (sekarang Papua) dan berupaya membebaskan dari cengkeraman penjajah Belanda serta memasukkan Irian barat kedalam kesatuan NKRI. Soekarno memang memerlukan perangkat perang dalam menghadapi Belanda.

Tak kalah pentingnya adalah berkunjungnya Jaksa Agung Amerika Robert Kennedy ( adik kandung Presiden John F.Kennedy) yang datang ke Jakarta dengan mengemban misi khusus untuk membebaskan Allen Pope.

Dalam rombongan Jaksa Agung Amerika ini, turut pula bersamanya istri Allen Pope, ibu serta saudara perempuan Allen Pope yang datang merengek-rengek meminta dengan memelas kepada Presiden Soekarno agar membebaskan Allen Pope.

Atas undangan presiden John F.Kennedy, akhirnya presiden Soekarno berangkat menuju Amerika dan sempat mampir di tempat pembuatan pesawat terbang Lockheed di California. Di tempat ini Indonesia diberikan bantuan berupa 10 buah pesawat Hercules tipe B. Bahkan lebih jauh pihak Amerika pun menyumbang 37 ribu ton beras kepada rakyat Indonesia. Dan sebagai acara pelengkap Tukar Guling nya, maka Allen Pope dibebaskan pada Februari 1962.

1 Mei 1963 Irian Barat berhasil masuk kedalam kesatuan NKRI. Selang beberapa bulan kemudian Presiden John F.Kennedy tewas terbunuh di Dallas Texas pada 22 Nopember 1963. Sedangkan Presiden Soekarno meninggal dunia pada 12 Maret 1967, dikarenakan sakit.

1867 Alaska ditukar-gulingkan

Teritori Amerika kian bertambah luas dengan masuknya sebidang tanah seluas 600,000 square miles yang dibayar hanya dengan seharga kurang dari 2 Cents/ acre nya ( 1 acre = 4,046.86 meter persegi). Duileee… murah banget nih …

Nilai penjualan tanah Alaska ini pada waktu itu hanyalah sebesar USD 7.2 juta ( nilai ini kalau disesuaikan dengan nilai US Dollar masa kini yakni = USD 120 juta) yang dijual oleh pemerintah Rusia kepada Amerika Serikat dan dibayar lunas pada tanggal 30 maret 1867. Kesepakatan ini diikuti oleh perjanjian tukar guling Treaty of Cessionyang resmi ditanda tangani oleh Tzar Alexander II.

Sebab musabab terjadinya transaksi, ini ialah pada waktu itu Russian Empire sedang mengalami krisis keuangan yang amat berat, akibat adanya Perang Crimean (1853-1857). Yaitu perang antara The Russian Empire melawan persekutuan kerajaan-kerajaan dari French Empire, British Empire, Ottoman Empire, dan Kingdom of Sardinia (http://en.wikipedia.org/wiki/Crimean_War )

Terhitung 3 Januari 1959 , kini Alaska sudah menjadi negara bagian yang ke 49 dari USA , dan menjadi negara bagian yang paling luas dari semua negara-negara bagian USA.

Tahun 1667 – Pertukaran guling antara Manhattan Island dengan Pulau Run (berdasarkan Treaty Of Breda 1667 )

Pada tahun 1624 seorang Belanda bernama Peter Minuit yang melakukan perdagangan/pembelian furatau bulu binatang untuk diekspor ke Eropah yang kemudian diikuti oleh pemerintah Belanda yang langsung mendirikan Fort Amsterdam di atas pulau Manhattan. Kelak disebut New Amsterdam. Bahkan mengklaim sebagai pemilik yang syah atas Pulau Manhattan.

Tahun 1616, seorang kapten kapal Inggris, Nathaniel Courthope sudah berada di Pulau Run yang panjangnya sekitar 3 Km serta lebar 1 Km ( dan masuk dalam gugusan pulau-pulau Banda di Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah ) yang terkenal dengan hasil perkebunan buah pala (nutmeg – Myristica fragrans).

Pada kejadian perebutan penguasaan perdagangan buah pala di pulau Run ini, Nathaniel Courthope berhasil dibunuh dan Belanda menguasai pulau Run dan pulau Banda sekaligus.

Ketika pecah perang antara Inggris melawan Belanda (First Anglo-Dutch War) tahun 1652-1654, lalu ada perjanjianWesminter  yang mengatur penyerahan kembali Pulau Run dari Belanda kepada Inggris. Tapi Belanda mengingkari isi perjanjian tersebut dan tidak ingin menyerahkan pulau penghasil pala tersebut.

Lalu pecah lagi perang berikutnya (Second Anglo-Dutch War) pada tahun 1665 – 1667, yang diakhiri dengan perjanjian yang dikenal dengan nama Treaty of Breda. Maka terjadilah tukar guling.

Pihak Inggris kini mengklaim koloni Belanda di Manhattan Island yaitu daerah New Amsterdam ( kini New York ), sedangkan Belanda dipersilahkan menguasai Pulau Run.


New Amsterdam ( kini New York ) di Manhattan Island

 Pulau Run yang berada dekat P. Banda 

About windmill

Seorang hamba Allah SWT yang terus berusaha bersemangat dalam menjalani hidup. Suami yang berusaha untuk setia dan bertanggungjawab. Ayah yang berusaha menyayangi dan menjadi teladan.
This entry was posted in Repost and tagged . Bookmark the permalink.

Leave a comment